Bising, panas, macet, copet dan polusi udara. Setidaknya begitulah cerminan bagaimana suasana kota besar semisal Jakarta. Nyatanya, saya pernah merasa enggan plus ketakutan untuk merasakan kehidupan di kota metropolitan, Jakarta. Ngeri membayangkan warna-warni kejahatannya. Hingga akhirnya tinggal di Ibu Kota Indonesia jadi bagian takdir saya juga, tanpa takut dan terasa biasa saja jauh dari 'bayangan ngeri' sebelumnya. Dua tahun lamanya, cukup untuk saya bisa menyimpulkan seperti apa kehidupan di kota beserta gemerlapnya. Begitu ternyata, hehe.
Setelah tak lagi di kota, adakalanya muncul juga rasa kangen dengan macetnya, bisingnya dan gedung-gedung pencakar langitnya. Juga suasana malamnya. Kerinduan sesaat saja sepertinya, karena sebenarnya jika ditanya dan harus memilih, kota atau desa? Jawaban tetaplah sama; saya lebih betah tinggal di kampung dengan kealamian, kesegaran dan juga segala tantangannya. Ada jutaan alasan lain pastinya.
Baiklah Lur, pilihan kita pastilah beda-beda, karena banyak juga yang lebih memilih hijrah ke kota dengan segala alasannya. Apa pun itu, kita semua tetaplah makhluk Sang Pencipta, punya tugas beribadah padaNya di mana pun kita berada. Nah, di sini apakah ada yang sama dengan saya lebih betah tinggal di kampung dari pada di kota? 🤗
@sangpemasar
#wisatasukses #sangpemasar #urangciamis #handapherang #cijeungjing #ciamis
📷 Desa beraroma kota, Handapherang, Cijeungjing, Ciamis.
__________________________
Alhamdulillah, semakin banyak yang bergabung jadi Kontributor Greatvil Liga Tahfidz. Apa sih asyiknya? Klik di sini.